One Night 4 College Students Were Playing Till Late Night And Didn't Study For The Test Which Was Scheduled For The Next Day.
In the morning they thought of a plan. They made themselves look as dirty and weird with grease and dirt. They then went up to the Dean and said that they had gone out to a wedding last night and on their return the tyre of their car burst and they had to push the car all the way back and that they were in no condition to appear for the test.
So the Dean said they can have the re-test after 3 days. They thanked him and said they will be ready by that time.
On the third day they appeared before the Dean. The Dean said that as this was a special Condition Test, All four were required to sit in separate classrooms for the test. They all agreed as they had prepared well in the last 3 days. The Test consisted of 2 questions with the total of 100 Marks.
Q.1. Your Name.........................(
2 MARKS )
Q.2. Which tyre burst ?...............(
98 MARKS )
a) Front Left
b) Front Right
c) Rear Left
d) Rear Right .....
True story from IIT Bombay...Batch 1992-96
Showing posts with label Story. Show all posts
Showing posts with label Story. Show all posts
Thursday, September 20, 2007
Saturday, September 15, 2007
Mengapa Mesti Menjerit
Suatu hari seorang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau menjerit?"
Seorang murid setelah berfikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Kerana ketika itu ia telah kehilangan kesabaran, lalu berteriak."
"Tapi..." guru itu balik bertanya, "lawan bicaranya berada dekatnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira betul Menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan.
Guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fizik mereka begitu dekat. Kerana itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin kuat mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Kerana itu mereka terpaksa menjerit lebih kuat lagi."
Guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun, keduanya dapat mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?"
Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya.
Mereka nampak berfikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban.
"Kerana hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."
Sang guru masih melanjutkan, "Ketika anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, TAK mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang BIJAKSANA. Kerana waktu akan membantu anda."
Seorang murid setelah berfikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Kerana ketika itu ia telah kehilangan kesabaran, lalu berteriak."
"Tapi..." guru itu balik bertanya, "lawan bicaranya berada dekatnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira betul Menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan.
Guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fizik mereka begitu dekat. Kerana itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin kuat mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Kerana itu mereka terpaksa menjerit lebih kuat lagi."
Guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun, keduanya dapat mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?"
Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya.
Mereka nampak berfikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban.
"Kerana hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."
Sang guru masih melanjutkan, "Ketika anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, TAK mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang BIJAKSANA. Kerana waktu akan membantu anda."
Subscribe to:
Posts (Atom)